BANDUNG, - Perasaan berdebar tak mampu dihindari Rahmawati Mulia saat bertugas sebagai pembaca sejarah pada upacara peringatan Hari Jadi ke-211 Kota Bandung (HJKB), Sabtu 25 September 2021.
Padahal ia telah mempersiapkan diri sejak dua pekan lalu dan bahkan hingga secara khusus belajar Bahasa Belanda.
Sebenarnya Camat Antapani ini sudah biasa memimpin upacara. Bahkan kerap menjadi pembaca Pancasila dan Undang Undang Dasar 45.
Namun, kesan berbeda dirasakan Rahmawati ketika diberi tugas untuk membacakan sejarah singkat Kota Bandung.
Rahmawati menuturkan, hal yang membuat jantungnya berdebar lantaran khawatir salah menyebutkan nama para mantan pemimpin Kota Bandung. Ada 11 orang di antaranya berasal dari Belanda.
"Pertamanya deg-degan juga karena takut salah, karena yag paling saya takutkan adalah membaca nama-nama mantan wali kota yang orang Belanda. Saya takut salah bacanya," ucap Rahmawati setelah upacara peringatan HJKB di Plaza Balai Kota, Sabtu, 25 September 2021.
Rahmawati menceritakan, informasi penugasan telah diterimanya dua minggu sebelum pelaksanaan upacara. Sejak saat itu pula, dia getol membaca naskah sejarah singkat setiap hari secara berulang-ulang. Ia sengaja meluangkan waktu berkisar 10-15 menit untuk sekali baca.
Hingga tiba pada saat gladi bersih, Rahmawati mengaku masih merasa khawatir karena 11 nama pemimpin Kota Bandung di awal masa berdirinya berkebangsaan Belanda.
Kemudian bantuan datang dari Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa yang ternyata piawai berbahasa Belanda dan berkenan mengajari Rahmawati.
Rahmawati menyambutnya dengan sangat antusias. Kursus singkat tersebut dia manfaatkan secara maksimal. Bahkan hingga merekam agar yang diucapkan Adi bisa dia ulangi.
"Alhamdulillah dibantu sama pak kepala BKPSDM, beliau fasih Bahasa Belanda. Jadi waktu acara gladi bersih dan beliau menghampiri dan ngobrol santai dan sambil belajar dulu. Beliau mengucapkan itu sampai saya rekam, jadi bisa saya terus dengarkan," bebernya.
Detak jantung Rahmawati semakin terpacu manakala tiba gilirannya membacakan sejarah singkat Kota Bandung saat prlaksanaan upacara. Dia bersyukur segala upaya persiapan yang dia tempuh cukup menjadi bekal untuk menjalankan tugas dengan lancar.
"Mudah-mudahan tidak mengecewakan, dengan sekuat tenaga saya dari dua minggu sebelumnya diberi tahu tugas itu dan setiap hari saya terus baca. Walaupun kayanya masih ada kekurangan," ungkapnya.
Perempuan berusia 55 tahun ini juga sempat berkelakar seharusnya pembacaan naskah sejarah singkat Kota Bandung ini diiringi dengan pemutaran film.
"Harusnya saaat pembacaan ada film. Jadi pehatiannya ke film, bukan ke saya. Makanya jadi makin deg-degan," kata Rahmawati.
Padahal ia telah mempersiapkan diri sejak dua pekan lalu dan bahkan hingga secara khusus belajar Bahasa Belanda.
Sebenarnya Camat Antapani ini sudah biasa memimpin upacara. Bahkan kerap menjadi pembaca Pancasila dan Undang Undang Dasar 45.
Namun, kesan berbeda dirasakan Rahmawati ketika diberi tugas untuk membacakan sejarah singkat Kota Bandung.
Rahmawati menuturkan, hal yang membuat jantungnya berdebar lantaran khawatir salah menyebutkan nama para mantan pemimpin Kota Bandung. Ada 11 orang di antaranya berasal dari Belanda.
"Pertamanya deg-degan juga karena takut salah, karena yag paling saya takutkan adalah membaca nama-nama mantan wali kota yang orang Belanda. Saya takut salah bacanya," ucap Rahmawati setelah upacara peringatan HJKB di Plaza Balai Kota, Sabtu, 25 September 2021.
Rahmawati menceritakan, informasi penugasan telah diterimanya dua minggu sebelum pelaksanaan upacara. Sejak saat itu pula, dia getol membaca naskah sejarah singkat setiap hari secara berulang-ulang. Ia sengaja meluangkan waktu berkisar 10-15 menit untuk sekali baca.
Hingga tiba pada saat gladi bersih, Rahmawati mengaku masih merasa khawatir karena 11 nama pemimpin Kota Bandung di awal masa berdirinya berkebangsaan Belanda.
Kemudian bantuan datang dari Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa yang ternyata piawai berbahasa Belanda dan berkenan mengajari Rahmawati.
Rahmawati menyambutnya dengan sangat antusias. Kursus singkat tersebut dia manfaatkan secara maksimal. Bahkan hingga merekam agar yang diucapkan Adi bisa dia ulangi.
"Alhamdulillah dibantu sama pak kepala BKPSDM, beliau fasih Bahasa Belanda. Jadi waktu acara gladi bersih dan beliau menghampiri dan ngobrol santai dan sambil belajar dulu. Beliau mengucapkan itu sampai saya rekam, jadi bisa saya terus dengarkan," bebernya.
Detak jantung Rahmawati semakin terpacu manakala tiba gilirannya membacakan sejarah singkat Kota Bandung saat prlaksanaan upacara. Dia bersyukur segala upaya persiapan yang dia tempuh cukup menjadi bekal untuk menjalankan tugas dengan lancar.
"Mudah-mudahan tidak mengecewakan, dengan sekuat tenaga saya dari dua minggu sebelumnya diberi tahu tugas itu dan setiap hari saya terus baca. Walaupun kayanya masih ada kekurangan," ungkapnya.
Perempuan berusia 55 tahun ini juga sempat berkelakar seharusnya pembacaan naskah sejarah singkat Kota Bandung ini diiringi dengan pemutaran film.
"Harusnya saaat pembacaan ada film. Jadi pehatiannya ke film, bukan ke saya. Makanya jadi makin deg-degan," kata Rahmawati.
**