BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung menduduki peringkat ke-1 se-Jawa Barat dalam penilaian Monitoring Control for Prevention (MCP) 2020.
Perlu diketahui MCP adalah upaya pencegahan korupsi terintegrasi di Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Atas hal tersebut, Sekretaris Daerah (Setda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengapresiasinya. Ia bahkan meminta agar hal tersebut terus dipertahankan oleh Pemkot Bandung.
"Ke depannya harus dipertahankan. Bahkan harus ditingkatkan lagi," ujar Ema usai mengikuti Acara Audensi dan Koordinasi Program Pencegahan Korupsi di Jawa Barat tahun 2021, yang dilaksanakan secara daring di Balai Kota, pada Kamis 18 Februari 2021.
Ditemui di tempat yang sama, Inspektur Inspektorat Kota Bandung, Fajar Kurniawan menjelaskan, per 31 Desember 2020 Pemkot Bandung mencapai nilai 87,16 persen atau menduduki peringkat ke-1 di Jawa Barat.
Sedangkan untuk tingkat nasional, Kota Bandung menduduki peringkat ke-52.
Penilaian tersebut merupakan hasil progress tindak lanjut Rencana Aksi Pencegahan Korupsi di Tingkat Nasional yang dilakukan pada delapan Area Intervensi.
Delapan area tersebut yaitu perencanaan dan penganggaran, pengadaan barang dan jasa, pelayanan terpadu satu pintu, APIP, managemen ASN, optimalisasi pendapatan daerah, dan managemen aset.
"Beberapa area intervensi kita masih bisa mendapatkan 100 persen. Prestasi Kota Bandung terbilang baik, begitu pula secara keseluruhan di Jawa Barat," ucap Fajar.
Untuk menujukan keseriusan, Fajar menjelaskan nantinya akan ada Inspektur Pembantu (Irban) Khusus untuk fokus pada MCP. Tujuannya untuk meningkatkan penilaian di delapan area agar lebih maksimal.
"Inspektorat bertransformasi dalam kelembagaan, untuk MCP dikelola oleh Irban khusus. Dulu ada empat Irban, sekarang ada lima, akan dibuat Perdanya. Jadi ada lima Irban nanti. Sehingga akan lebih fokus selama satu tahun mengawal MCP," jelasnya.
Tahun ini Inspektorat Kota Bandung optimis dapat meningkatkan hasil penilaian. Ia mengaku telah memiliki beberapa strategi untuk memaksimalkan penilaian yang terbilang kurang.
"Ada strategi baru untuk beberapa yang kurang. Itu yang akan kita genjot. Jangan sampai kita mengalami penurunan," tutur Fajar.
Perlu diketahui MCP adalah upaya pencegahan korupsi terintegrasi di Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Atas hal tersebut, Sekretaris Daerah (Setda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengapresiasinya. Ia bahkan meminta agar hal tersebut terus dipertahankan oleh Pemkot Bandung.
"Ke depannya harus dipertahankan. Bahkan harus ditingkatkan lagi," ujar Ema usai mengikuti Acara Audensi dan Koordinasi Program Pencegahan Korupsi di Jawa Barat tahun 2021, yang dilaksanakan secara daring di Balai Kota, pada Kamis 18 Februari 2021.
Ditemui di tempat yang sama, Inspektur Inspektorat Kota Bandung, Fajar Kurniawan menjelaskan, per 31 Desember 2020 Pemkot Bandung mencapai nilai 87,16 persen atau menduduki peringkat ke-1 di Jawa Barat.
Sedangkan untuk tingkat nasional, Kota Bandung menduduki peringkat ke-52.
Penilaian tersebut merupakan hasil progress tindak lanjut Rencana Aksi Pencegahan Korupsi di Tingkat Nasional yang dilakukan pada delapan Area Intervensi.
Delapan area tersebut yaitu perencanaan dan penganggaran, pengadaan barang dan jasa, pelayanan terpadu satu pintu, APIP, managemen ASN, optimalisasi pendapatan daerah, dan managemen aset.
"Beberapa area intervensi kita masih bisa mendapatkan 100 persen. Prestasi Kota Bandung terbilang baik, begitu pula secara keseluruhan di Jawa Barat," ucap Fajar.
Untuk menujukan keseriusan, Fajar menjelaskan nantinya akan ada Inspektur Pembantu (Irban) Khusus untuk fokus pada MCP. Tujuannya untuk meningkatkan penilaian di delapan area agar lebih maksimal.
"Inspektorat bertransformasi dalam kelembagaan, untuk MCP dikelola oleh Irban khusus. Dulu ada empat Irban, sekarang ada lima, akan dibuat Perdanya. Jadi ada lima Irban nanti. Sehingga akan lebih fokus selama satu tahun mengawal MCP," jelasnya.
Tahun ini Inspektorat Kota Bandung optimis dapat meningkatkan hasil penilaian. Ia mengaku telah memiliki beberapa strategi untuk memaksimalkan penilaian yang terbilang kurang.
"Ada strategi baru untuk beberapa yang kurang. Itu yang akan kita genjot. Jangan sampai kita mengalami penurunan," tutur Fajar.