BANDUNG - Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengapresiasi warga RW 19 Kelurahan Antapani Tengah yang telah menjalankan Program Buruan Sae dan Kang Pisan dengan baik.
Warga RW 19 Kelurahan Antapani Tengah mengelola sampah dan Buruan Sae di Jasmine Integrated Farming.
Oded mengatakan, salah satu konsep untuk membangun kemandirian pengolahan sampah adalah menghidupkan Kang Pisman dan Buruan Sae di setiap RW.
Masyarakat nantinya akan merasakan manfaat pengolahan sampah.
"Saya sangat optimis (pengolahan sampah) masyarakat di Antapani dan Arcamanik terlihat sangat solid. Apalagi di sini sudah Zero Waste," ujar Oded saat meninjau Kawasan Bebas Sampah dan Kelompok Buruan Sae di RW 19 Kelurahan Antapani Tengah, 19 Februari 2021.
Menurutnya, persoalan sampah di Kota Bandung merupakan kekhawatiran bersama.
Oleh karenanya, Oded mengajak masyarakat untuk lebih aktif dan pengolahan sampah agar Bandung Lautan Sampah yang terjadi pada 2005 silam tidak terulang.
"Agar tidak terjadi hal serupa, kita bersama-sama mulai mengelola sampah dari rumah masing-masing. Ajak RW lainnya agar dapat seperti RW 19," pintanya.
Di tempat yang sama, Lurah Antapani Tengah, Teguh Haris Phaton mengatakan, Jasmine Intigrated Farming merupakan kawasan pertanian integrasi.
Di dalamnya terdapat tempat pengolahan sampah organik, Buruan Sae, budidaya ikan, budidaya ayam petelur, dan lainnya.
"Sampai ke siklusnya, waste food, sampah menjadi berkah itu kita upayakan supaya bisa berjalan di sini," katanya.
"Alhamdulillah mulai dari warga masyarakat membuang sampah di rumah secara terpilah. Diangkut oleh mamang sampah ke taman RW 19 kemudian diolah," imbuh Teguh.
Teguh menjelaskan, sampah yang terkumpul kemudian dijadikan kompos. Kompos tersebut dimanfaatkan untuk tanaman, tanaman tersebut menjadi salah satu bentuk Program Bandung Tanginas.
"Tanamannya sayuran dijadikan salah satu bentuk Program Tanginas untuk warga masyarakat yang balita. Kemudian untuk (dimakan saat) berkumpul-kumpul. Jadi tidak susah untuk mencari sayuran," ucapnya.
Teguh mengatakan konsep Jasmine Integrated Farming akan diterapkan di RW lainnya. Sehingga semua RW dapat dengan mandiri mengelolah sampah dan memanfaatkannya dengan maksimal.
"Setelah dari sini, mudah-mudahan di RW lain bisa mengikutinya. Karena RW 19 ini adalah RW binaan di Kelurahan Antapani Tengah dalam rangka menuju Kelurahan KBS. Kita jadikan pilot project supaya RW lain bisa mengikuti," tutur Teguh.
Warga RW 19 Kelurahan Antapani Tengah mengelola sampah dan Buruan Sae di Jasmine Integrated Farming.
Oded mengatakan, salah satu konsep untuk membangun kemandirian pengolahan sampah adalah menghidupkan Kang Pisman dan Buruan Sae di setiap RW.
Masyarakat nantinya akan merasakan manfaat pengolahan sampah.
"Saya sangat optimis (pengolahan sampah) masyarakat di Antapani dan Arcamanik terlihat sangat solid. Apalagi di sini sudah Zero Waste," ujar Oded saat meninjau Kawasan Bebas Sampah dan Kelompok Buruan Sae di RW 19 Kelurahan Antapani Tengah, 19 Februari 2021.
Menurutnya, persoalan sampah di Kota Bandung merupakan kekhawatiran bersama.
Oleh karenanya, Oded mengajak masyarakat untuk lebih aktif dan pengolahan sampah agar Bandung Lautan Sampah yang terjadi pada 2005 silam tidak terulang.
"Agar tidak terjadi hal serupa, kita bersama-sama mulai mengelola sampah dari rumah masing-masing. Ajak RW lainnya agar dapat seperti RW 19," pintanya.
Di tempat yang sama, Lurah Antapani Tengah, Teguh Haris Phaton mengatakan, Jasmine Intigrated Farming merupakan kawasan pertanian integrasi.
Di dalamnya terdapat tempat pengolahan sampah organik, Buruan Sae, budidaya ikan, budidaya ayam petelur, dan lainnya.
"Sampai ke siklusnya, waste food, sampah menjadi berkah itu kita upayakan supaya bisa berjalan di sini," katanya.
"Alhamdulillah mulai dari warga masyarakat membuang sampah di rumah secara terpilah. Diangkut oleh mamang sampah ke taman RW 19 kemudian diolah," imbuh Teguh.
Teguh menjelaskan, sampah yang terkumpul kemudian dijadikan kompos. Kompos tersebut dimanfaatkan untuk tanaman, tanaman tersebut menjadi salah satu bentuk Program Bandung Tanginas.
"Tanamannya sayuran dijadikan salah satu bentuk Program Tanginas untuk warga masyarakat yang balita. Kemudian untuk (dimakan saat) berkumpul-kumpul. Jadi tidak susah untuk mencari sayuran," ucapnya.
Teguh mengatakan konsep Jasmine Integrated Farming akan diterapkan di RW lainnya. Sehingga semua RW dapat dengan mandiri mengelolah sampah dan memanfaatkannya dengan maksimal.
"Setelah dari sini, mudah-mudahan di RW lain bisa mengikutinya. Karena RW 19 ini adalah RW binaan di Kelurahan Antapani Tengah dalam rangka menuju Kelurahan KBS. Kita jadikan pilot project supaya RW lain bisa mengikuti," tutur Teguh.