BANDUNG - Sebagai penyintas Covid-19, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana terus mengingatkan warganya untuk lebih meningkatkan dan lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan pedoman 3M+IT.
"Saya penyintas. Saya pernah mengalami sakitnya menderita Covid-19, oleh karena itu saya tidak ingin ada masyarakat Kota Bandung yang merasakan sakitnya Covid-19," kata Yana saat menghadiri Sosialisasi Edukasi Protokol Kesehatan Covid-19 bagi Kaum Milenial, di Universitas Kristen Maranatha, Jalan Surya Sumantri, Selasa 22 Desember 2020.
Sebab menurut Yana, semakin hari kasus Covid-19 semakin meningkat. Untuk memutus mata rantai Covid-19, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tidak bisa berjalan sendiri, tetapi dibutuhkan peran serta masyarakat.
"Pemkot tidak bisa menyelesaikan ini sendiri, tentu butuh partisipasi masyarakat. Karena ketika satu komunitas mengingatkan komunitasnya sendiri, itu jauh lebih mudah dan diterima," katanya.
Oleh karena itu, Pemkot Bandung sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar Universitas Kristen Maranatha yang telah bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat, karena membantu pemerintah dalam menyosialisasikan protokol kesehatan.
Sementara itu, Ketua IDI Jabar, dr Eka Mulyana mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan UNICEF di 6 Kota Besar menemukan, hanya 31,5 persen masyarakat yang mengimplementasikan Prokes sesuai dengan 3M+1T.
"Tingginya keterisian tempat isolasi, tak lepas dari masih abainya warga dalam menerapkan Prokes pencegahan Covid-19," ungkapnya.
Menurut Eka, kini angka kasus Covid-19 semakin hari semakin mengalami peningkatan. Rata-rata mencapai 5.000 kasus/hari.
Selain itu, tingkat keterisian ruang isolasi di Kota Bandung khususnya, terus mengalami peningkatan.
Bahkan penelitian terbaru dari Center for Disease and Prevention Control (CDC) Amerika Serikat menemukan, 24 persen orang tanpa gejala menularkan virus Corona ke orang lain dan 35 persen menularkan ke orang lain sebelum mereka mengalami gejala.
Sekitar 44 persen lebih penyebarannya lewat orang-orang yang terlihat sehat, yaitu OTG (Orang Tanpa Gejala).
"Ini yang OTG pergi kemana-mana. Itulah kenapa kita harus selalu menyosialisasikan Prokes, karena banyak OTG berkeliaran."
"Bahkan ada informasi terbaru, Unicef menemukan penelitian terbaru yaitu virusnya menular hanya dengan bernafas dan saat berbicara."
"Jadi bayangkan hanya dengan berbicara bisa tertular. Makanya itu pentingnya menggunakan masker," tegasnya.
Untuk itu, IDI Jabar meminta seluruh elemen masyarakat, termasuk para tokoh dari berbagai lintas agama terus menyosialisasikan pentingnya disiplin protokol kesehatan.
"Jadi mari kita mulai dari diri kita dan keluarga kita dengan menerapkan Prokes. Cara mudah disiplin menerapkan 3M yaitu dengan menganggap semua orang OTG Corona," tutupnya.