BANDUNG, - Sebagai warga negara yang baik, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial tetap mengikuti pemeriksaan data dan verifikasi Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam sesi wawancara, Oded memamarkan tidak ada perubahan dari data kependudukannya selama dua tahun tinggal di wilayah Kelurahan Balong Gede, Kecamatan Regol.
"Pendataan itu hanya memverifikasi hal yang ada di dalam data penduduk," ucap Oded di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Rabu, 16 September 2020.
Oded mengungkapkan, saat ini yang berbeda hanyalah keluarganya tengah berkumpul mengingat situasi pandemi Covid-19. Sebab, dua orang anaknya yang tengah menempuh pendidikan pesantren di luar kota kini masih mengikuti sistem pembelajaran jarak jauh.
"Saya di sini cuma tinggal 5 orang, yaitu saya, Umi, anak tiga. Satu (tinggal) di sini dan yang dua sesungguhnya (tinggal) di pesantren. Satu di Subang dan yang bungsu di Tasik. Tapi karena sekarang lagi pandemi Covid-19 jadi masih kumpul. Mungkin kalau besok-besok sudah mulai lagi ya ke pesantren lagi," terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, Aris Budiyanto menyatakan, verifikasi ini semata untuk pemutakhiran data penduduk sebagai penerima manfaat pembangunan. Karena pergerakan data kependudukan cukup dinamis.
"Kependudukan ini dinamikanya tinggi. Ada yang lahir, ada yang meninggal, lalu ada yang datang dan pindah. Jadi penduduk ini nanti diketahui apakah punya NIK atau tidak, untuk de jure dan de facto," kata Aris.
Aris menuturkan verifikasi data ini akan berlangsung sampai 25 september 2020. Pemeriksaan data penduduk ini tidak hanya bagi yang mengikuti sensus secara online saja, namun juga menyasar sensus konvensional.
Targetnya seluruh Kota Bandung ada 10 ribuan SLS (Satuan Lingkungan Setempat). Data 2019 lalu, dari 2,5 juta, yang sudah mengikuti sensus online sebanyak 538 ribu atau 22,18 persen.
"Penduduk yang ikut sensus online dan tidak online semuanya diverifikasi karena untuk mengetahui dinamika kependudukan," ungkapnya.
"Pendataan itu hanya memverifikasi hal yang ada di dalam data penduduk," ucap Oded di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Rabu, 16 September 2020.
Oded mengungkapkan, saat ini yang berbeda hanyalah keluarganya tengah berkumpul mengingat situasi pandemi Covid-19. Sebab, dua orang anaknya yang tengah menempuh pendidikan pesantren di luar kota kini masih mengikuti sistem pembelajaran jarak jauh.
"Saya di sini cuma tinggal 5 orang, yaitu saya, Umi, anak tiga. Satu (tinggal) di sini dan yang dua sesungguhnya (tinggal) di pesantren. Satu di Subang dan yang bungsu di Tasik. Tapi karena sekarang lagi pandemi Covid-19 jadi masih kumpul. Mungkin kalau besok-besok sudah mulai lagi ya ke pesantren lagi," terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, Aris Budiyanto menyatakan, verifikasi ini semata untuk pemutakhiran data penduduk sebagai penerima manfaat pembangunan. Karena pergerakan data kependudukan cukup dinamis.
"Kependudukan ini dinamikanya tinggi. Ada yang lahir, ada yang meninggal, lalu ada yang datang dan pindah. Jadi penduduk ini nanti diketahui apakah punya NIK atau tidak, untuk de jure dan de facto," kata Aris.
Aris menuturkan verifikasi data ini akan berlangsung sampai 25 september 2020. Pemeriksaan data penduduk ini tidak hanya bagi yang mengikuti sensus secara online saja, namun juga menyasar sensus konvensional.
Targetnya seluruh Kota Bandung ada 10 ribuan SLS (Satuan Lingkungan Setempat). Data 2019 lalu, dari 2,5 juta, yang sudah mengikuti sensus online sebanyak 538 ribu atau 22,18 persen.
"Penduduk yang ikut sensus online dan tidak online semuanya diverifikasi karena untuk mengetahui dinamika kependudukan," ungkapnya.