Bandung, - Dukungan terhadap Pemerintah Kota Bandung dalam penanganan sampah di Kota Bandung terus mengalir. Kali ini dukungan datang dari Forum Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS).
Forum ini siap berkolaborasi dengan Pemkot Bandung untuk membantu menangani masalah sampah.
"Kami (anggota forum) sebelumnya berkiprah di luar Kota Bandung, tapi rempug dan banyak berkegiatan di sini. Oleh karenanya Kota Bandung harus kita bantu. Lahirlah forum ini tahun 2013," ucap Koordinator Forum BJBS, Ria Ismaria saat beraudiensi dengan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Bandung, Senin (8/4/2019).
Ria menuturkan, Forum BJBS merupakan wadah untuk berkolaborasi dan komunikasi lintas stakeholder dalam rangka penanganan masalah sampah. Selain aktivis lingkungan, juga turut bergabung unsur birokrat, konsultan, praktisi, akademisi, sponsor serta pihak lain yang fokus terhadap isu lingkungan.
"Banyak kajian yang sudah kita bangkitkan, melahirkan master plan, dan bahkan Kang Pisman juga lahir dari FGD (forum grup discussion) bersama kita juga," ujarnya.
Salah satu anggota Forum BJBS, David Sutasurya menyatakan, masalah sampah akan menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar dalam lima tahun ke depan apabila tidak ditangani sejak dini. Terlebih, masalah sampah ini bukan hanya persoalan Kota Bandung saja.
"Dulu kumpul, angkut, buang. Sekarang pencegahan dulu terus pembatasan sampah, guna ulang, daur ulang kembali dan baru ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara)," timpal David.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyambut antusias komunitas ini. Ia menuturkan, untuk menuntaskan persoalan sampah memang memerlukan banyak uluran tangan dan energi dari berbagai pihak.
"Sampah bagi Kota Bandung itu jadi bom waktu. Saya tidak mau kalau sampah tidak terangkut. Oleh karenanya kita butuh kolaborasi ini," ujar Yana.
Lebih lanjut, Yana membeberkan beragam metode pengolahan sampah yang pernah dijajaki. Di antaranya biodigester, peuyeumisasi sampai penggunaan ulat maggot. Hal itu terus dijajaki untuk mencari yang terbaik dalam mengurangi sampah. Hal ini juga sejalan dengan gencarnya gerakan Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman) di tengah masyarakat.
"Saya membayangkan metode pengolahan sampah itu tidak mengganggu Kang Pismannya. Jadi pemilahan sampahnya tetap dilakukan. Seperti peuyeumisasi tidak mematahkan Kang Pismannya, tapi ini salah satu metode," katanya.
Forum ini siap berkolaborasi dengan Pemkot Bandung untuk membantu menangani masalah sampah.
"Kami (anggota forum) sebelumnya berkiprah di luar Kota Bandung, tapi rempug dan banyak berkegiatan di sini. Oleh karenanya Kota Bandung harus kita bantu. Lahirlah forum ini tahun 2013," ucap Koordinator Forum BJBS, Ria Ismaria saat beraudiensi dengan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Bandung, Senin (8/4/2019).
Ria menuturkan, Forum BJBS merupakan wadah untuk berkolaborasi dan komunikasi lintas stakeholder dalam rangka penanganan masalah sampah. Selain aktivis lingkungan, juga turut bergabung unsur birokrat, konsultan, praktisi, akademisi, sponsor serta pihak lain yang fokus terhadap isu lingkungan.
"Banyak kajian yang sudah kita bangkitkan, melahirkan master plan, dan bahkan Kang Pisman juga lahir dari FGD (forum grup discussion) bersama kita juga," ujarnya.
Salah satu anggota Forum BJBS, David Sutasurya menyatakan, masalah sampah akan menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar dalam lima tahun ke depan apabila tidak ditangani sejak dini. Terlebih, masalah sampah ini bukan hanya persoalan Kota Bandung saja.
"Dulu kumpul, angkut, buang. Sekarang pencegahan dulu terus pembatasan sampah, guna ulang, daur ulang kembali dan baru ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara)," timpal David.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyambut antusias komunitas ini. Ia menuturkan, untuk menuntaskan persoalan sampah memang memerlukan banyak uluran tangan dan energi dari berbagai pihak.
"Sampah bagi Kota Bandung itu jadi bom waktu. Saya tidak mau kalau sampah tidak terangkut. Oleh karenanya kita butuh kolaborasi ini," ujar Yana.
Lebih lanjut, Yana membeberkan beragam metode pengolahan sampah yang pernah dijajaki. Di antaranya biodigester, peuyeumisasi sampai penggunaan ulat maggot. Hal itu terus dijajaki untuk mencari yang terbaik dalam mengurangi sampah. Hal ini juga sejalan dengan gencarnya gerakan Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman) di tengah masyarakat.
"Saya membayangkan metode pengolahan sampah itu tidak mengganggu Kang Pismannya. Jadi pemilahan sampahnya tetap dilakukan. Seperti peuyeumisasi tidak mematahkan Kang Pismannya, tapi ini salah satu metode," katanya.
Red