Semarang, - Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Agama Islam Unissula mengadakan pengabdian masyarakat di SMP Islam Nudia dan SMP Kesatrian 2 Semarang. Mereka yang terdiri dari Noveri Aisyaroh SSiT MKes Sarjuni SAg MHum, dan Sri Wahyuni SST MKeb melakukan pengabdian masyarakat bertema kesehatan reproduksi remaja melalui peer educator dengan metode tasawuf.
Menurut ketua tim, Noveri tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja secara utuh yaitu sehat tidak semata-mata secara fisik bebas dari penyakit atau kecacatan tetapi juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Hal itu dilatar belakangi fenomena masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak menuju ke dewasa, masa ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik tubuh, mental, emosional, psikososial, kognitif, dan perilaku.
Remaja seringkali dianggap sebagai periode kehidupan yang paling sehat. Namun, sebenarnya remaja perlu mendapat perhatian serius karena mereka berisiko mengalami bukan saja berbagai masalah kesehatan, remaja juga sering bermasalah dengan perilaku berisiko karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan, sehingga mereka masih perlu dibimbing oleh orang tua.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa dilakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja.
"Kegiatan PKM ini meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja, berperilaku hidup bersih dan sehat, pemeriksaan Hb bagi siswa putri, pembentukan peer educator serta mengoptimalkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dengan metode tasawuf, yaitu pendekatan yang menekankan pada dimensi esoteris ajaran Islam yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah sampai mendapatkan posisi yang sedekat-dekatnya" ungkap Noveri.
Kegiatan yang disokong Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2018 dengan dukungan dana hibah Kemenristekdikti tersebut berlangsung 7 Maret- 2 Mei 2018. Red
Menurut ketua tim, Noveri tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja secara utuh yaitu sehat tidak semata-mata secara fisik bebas dari penyakit atau kecacatan tetapi juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Hal itu dilatar belakangi fenomena masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak menuju ke dewasa, masa ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik tubuh, mental, emosional, psikososial, kognitif, dan perilaku.
Remaja seringkali dianggap sebagai periode kehidupan yang paling sehat. Namun, sebenarnya remaja perlu mendapat perhatian serius karena mereka berisiko mengalami bukan saja berbagai masalah kesehatan, remaja juga sering bermasalah dengan perilaku berisiko karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan, sehingga mereka masih perlu dibimbing oleh orang tua.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa dilakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja.
"Kegiatan PKM ini meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja, berperilaku hidup bersih dan sehat, pemeriksaan Hb bagi siswa putri, pembentukan peer educator serta mengoptimalkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dengan metode tasawuf, yaitu pendekatan yang menekankan pada dimensi esoteris ajaran Islam yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah sampai mendapatkan posisi yang sedekat-dekatnya" ungkap Noveri.
Kegiatan yang disokong Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2018 dengan dukungan dana hibah Kemenristekdikti tersebut berlangsung 7 Maret- 2 Mei 2018. Red