Bandung, - Akhir pekan ini, Kota Bandung dipastikan semakin semarak. Asian African Carnaval sebagai rangkaian acara peringatan ke-63 Konferensi Asia-Afrika bakal digelar, Sabtu (28/4/2018). Esok harinya dilanjutkan dengan Unity Run, Minggu (29/4/2018) pagi.
Pada Asian African Carnaval akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pagelaran seni, musik dan menampilkan berbagai keunggulan di setiap negara masing-masing. Karnaval akan dihadiri oleh Penjabat Sementara Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin dan beberapa perwakilan negara Asia Afrika.
Sebanyak 15 perwakilan negara yang hadir di antaranya Thailand, India, Somalia, Australia, Polandia, Inggris, Ukraina, Italia, Korea Selatan, Tajikistan, Jepang, Azerbaijan, Belanda, Tunisia dan Vietnam. Selain itu, negara Sister city pun turut hadir yaitu kota Suwon, Korea Selatan dan Li Ciau, Cina.
Selain itu, karnaval juga dihadiri 9 daearah di Indonesia, Kabupaten Pidi Jaya NAD, Kota Jambi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Disbudpar aceh, Kabupaten Banjar, Himpunan Masyarakat Nias (JABAR), Dinparbudpora Pekalongan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Lamandau dan 29 komunitas serta 24 kelompok pelajar.
Sedangkan Unity Run pada Minggu (29/4/2018) pagi tak hanya sekedar perlombaan lari. Lebih dari itu, lari ini digelar sebagai perayaan persatuan antar negara yng tergabung pada Konferensi Asia Afrika dalam satu kegiatan yang mempererat persatuan dan kesatuan antar negara.
Kegiatan yang diikuti sekitar 2500 peserta itu akan melewati rute Jalan Asia Afrika, Banceuy, Cikapundung, Braga, Viaduct, Stasiun Timur, Perintis Kemerdekaan, Wastukancana, Martadinata, Merdeka, Jawa, Sumatera, Tamblong dan finish di Jalan Asia Afrika.
Pjs Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin mengungkapkan, kegiatan yang akan digelar bertemakan "Respect for Diversity" yang memiliki makna jiwa dan Dasasila Bandung.
"Kita mengundang negara sahabat Asia Afrika bahkan kabupaten kota di Indonesia. Kita akan coba menampilkan sesuatu yang berbeda," katanya di Balai Kota Bandung, Selasa (24/4/2018).
Menurut Solihin, kegiatan tersebut menunjukan bahwa Indonesia khususnya Kota Bandung mampu merangkul negara Asia Afrika dan menjalin persahabatan yang baik.
"Tidak hanya menghibur saja, tetapi juga ingin memperkenalkan mengenai Kota Bandung," kata solihin.
Ia berharap, kegiatan tersebut bukan hanya sekedar acara parade saja, tetapi masyarakat mengenal sejarah yang terlah terjadi dan lebih paham lagi akan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
"Selain untuk lebih memperkenalkan Kota Bandung, juga ingin meningkatkan hubungan kultur Bandung dengan Asia dan Afrika," ungkap Solihin.