BANDUNG, - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tak segan-segan menggelontorkan dana kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk memasang 15 ribu sambungan baru pipa air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Hal tersebut diungkapkan Kepala CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Kementerian PUPR Chandra R.P. Situmorang usai rapat koordinasi dengan Penjabat Sementara Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin di Balai Kota Bandung, Selasa (27/3/2018).
Chandra menuturkan, Kementerian PUPR memberikan kepercayaan kepada Pemkot Bandung untuk menerima hibah senilai Rp 45 miliar itu karena melihat komitmen yang kuat dalam memberikan pelayanan dasar air bersih kepada warganya. Dilihat dari kemampuan anggaran dan itikad yang kuat, kementerian akhirnya berani memberikan hibah yang jumlahnya tertinggi di Indonesia itu.
"Satu hal yang membuat Kota Bandung mendapat alokasi yang paling besar karena komitmennya. Ada dua hal yang harus kita perhatikan dari perspektif pemerintah pusat kepada pemkot mau dan mampu. Kami menilai Pemkot Bandung memiliki kemauan yang sangat tinggi untuk melayani infrastruktur dasar kepada MBR-nya. Tidak semua memiliki ini. Dan yang kedua mampu. Kalau mau saja tapi tidak mampu, tidak bisa jalan. Mau saja tapi tidak mampu juga tidak bisa jalan. Kami lihat keduanya ini dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung," jelas Chandra.
Ia menuturkan, Program Hibah Air Minum Perkotaan yang digagas oleh Kementerian PUPR itu merupakan pemberian bantuan fiskal kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi. Program ini digulirkan untuk memenuhi target nasional dalam memenuhi 100% kebutuhan akses terhadap air bersih.
Bantuan tersebut diberikan setelah Pemkot menginvestasi terhadap pembangunan infrastruktur dasar dan menunjukkan kinerja yang baik sehingga masyarakat bisa betul-betul terlayani hingga tuntas. Setelah infrastruktur terpasang, kementerian akan memverifikasi kepada penerima manfaat, barulah bantuan tersebut dicairkan.
"Kalau kita hitung 15 ribu sambungan rumah itu berarti hampir sekitar 60–70 ribu jiwa yang harus dilayani sampai akhir 2018. Ini merupakan tambahan dari masyarakat yang sudah terlayani sampai dengan sekarang," katanya.
Hal yang sangat diapresiasi oleh Chandra adalah dukungan Pemkot yang amat besar terhadap perwujudan program ini. Saat pertemuan berlangsung, Pjs. Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin langsung menginstruksikan PDAM Tirtawening Kota Bandung untuk segera melakukan segala yang perlu dipersiapkan.
"Hal yang dipersyaratkan oleh Kementerian PUPR adalah bahwa Pemkot Bandung harus mendekatkan layanan kepada masyarakat. Apalagi kebutuhan air bersih itu kebutuhan mutlak yang dibutuhkan oleh masyarakat," ujar Solihin.
Oleh karena itu, ia segera menginstruksikan Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sony Salimi untuk segera mengimplementasikan pemasangan infrastruktur kepada 15 ribu pelanggan baru. Semakin cepat pemasangan saluran itu selesai, semakin mempermudah Kementerian PUPR untuk memverifikasi sebelum tenggat waktu yang ditentukan.
Sementara itu, Sony mengatakan, hibah yang diterima Pemkot Bandung tahun ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya, menerima hibah 1000 sambungan baru yang mampu terealisasi sebanyak 700 sambungan. Di tahun kedua, hibah diterima sebanyak 5600 sambungan yang bisa terealisasi 5.200 sambungan.
"Jadi tahun pertama terealisasi 75%, kemudian trennya naik ke 95%, sekarang kita coba loncat ke 15.000. Dari situ kita melihat apa yang harus kita perbaiki dan persiapannya, dan sekarang ini kita sudah mempersiapkan jauh-jauh dari awal, termasuk infrastruktur," ujar Sony Salimi.
Ia mengungkapkan, persiapan yang telah dilakukan PDAM Tirtawening Kota Bandung mencakup persiapan infrastruktur hingga penjaringan pelanggan. Ia optimis target 15.000 pelanggan baru dari MBR bisa tercapai.
"Jaringan sebagian sudah terpasang, infrastruktur tiga minggu ke depan insya Allah sudah tersedia, dari 15 ribu yang harus disiapkan, 11 ribu itu sudah siap. Jadi mekanismenya kami ini memberdayakan sumber daya manusia yang ada di kami seluruh sumber daya alat yang kami miliki," katanya. RED
Chandra menuturkan, Kementerian PUPR memberikan kepercayaan kepada Pemkot Bandung untuk menerima hibah senilai Rp 45 miliar itu karena melihat komitmen yang kuat dalam memberikan pelayanan dasar air bersih kepada warganya. Dilihat dari kemampuan anggaran dan itikad yang kuat, kementerian akhirnya berani memberikan hibah yang jumlahnya tertinggi di Indonesia itu.
"Satu hal yang membuat Kota Bandung mendapat alokasi yang paling besar karena komitmennya. Ada dua hal yang harus kita perhatikan dari perspektif pemerintah pusat kepada pemkot mau dan mampu. Kami menilai Pemkot Bandung memiliki kemauan yang sangat tinggi untuk melayani infrastruktur dasar kepada MBR-nya. Tidak semua memiliki ini. Dan yang kedua mampu. Kalau mau saja tapi tidak mampu, tidak bisa jalan. Mau saja tapi tidak mampu juga tidak bisa jalan. Kami lihat keduanya ini dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung," jelas Chandra.
Ia menuturkan, Program Hibah Air Minum Perkotaan yang digagas oleh Kementerian PUPR itu merupakan pemberian bantuan fiskal kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi. Program ini digulirkan untuk memenuhi target nasional dalam memenuhi 100% kebutuhan akses terhadap air bersih.
Bantuan tersebut diberikan setelah Pemkot menginvestasi terhadap pembangunan infrastruktur dasar dan menunjukkan kinerja yang baik sehingga masyarakat bisa betul-betul terlayani hingga tuntas. Setelah infrastruktur terpasang, kementerian akan memverifikasi kepada penerima manfaat, barulah bantuan tersebut dicairkan.
"Kalau kita hitung 15 ribu sambungan rumah itu berarti hampir sekitar 60–70 ribu jiwa yang harus dilayani sampai akhir 2018. Ini merupakan tambahan dari masyarakat yang sudah terlayani sampai dengan sekarang," katanya.
Hal yang sangat diapresiasi oleh Chandra adalah dukungan Pemkot yang amat besar terhadap perwujudan program ini. Saat pertemuan berlangsung, Pjs. Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin langsung menginstruksikan PDAM Tirtawening Kota Bandung untuk segera melakukan segala yang perlu dipersiapkan.
"Hal yang dipersyaratkan oleh Kementerian PUPR adalah bahwa Pemkot Bandung harus mendekatkan layanan kepada masyarakat. Apalagi kebutuhan air bersih itu kebutuhan mutlak yang dibutuhkan oleh masyarakat," ujar Solihin.
Oleh karena itu, ia segera menginstruksikan Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sony Salimi untuk segera mengimplementasikan pemasangan infrastruktur kepada 15 ribu pelanggan baru. Semakin cepat pemasangan saluran itu selesai, semakin mempermudah Kementerian PUPR untuk memverifikasi sebelum tenggat waktu yang ditentukan.
Sementara itu, Sony mengatakan, hibah yang diterima Pemkot Bandung tahun ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya, menerima hibah 1000 sambungan baru yang mampu terealisasi sebanyak 700 sambungan. Di tahun kedua, hibah diterima sebanyak 5600 sambungan yang bisa terealisasi 5.200 sambungan.
"Jadi tahun pertama terealisasi 75%, kemudian trennya naik ke 95%, sekarang kita coba loncat ke 15.000. Dari situ kita melihat apa yang harus kita perbaiki dan persiapannya, dan sekarang ini kita sudah mempersiapkan jauh-jauh dari awal, termasuk infrastruktur," ujar Sony Salimi.
Ia mengungkapkan, persiapan yang telah dilakukan PDAM Tirtawening Kota Bandung mencakup persiapan infrastruktur hingga penjaringan pelanggan. Ia optimis target 15.000 pelanggan baru dari MBR bisa tercapai.
"Jaringan sebagian sudah terpasang, infrastruktur tiga minggu ke depan insya Allah sudah tersedia, dari 15 ribu yang harus disiapkan, 11 ribu itu sudah siap. Jadi mekanismenya kami ini memberdayakan sumber daya manusia yang ada di kami seluruh sumber daya alat yang kami miliki," katanya. RED