Bandung, - Penyebaran isu soal dan kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SMA/SMK 2018 se-Jawa Barat di media sosial (medsos) akhirnya disikapi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar), Ahmad Hadadi. Orang nomor satu di Disdik Jabar ini menegaskan, pihaknya menyerahkan kasus penyebaran soal dan kunci jawaban USBN yang berlangsung dari 19 Maret hingga 28 Maret 2018 tersebut ke aparat hukum.
"Kami berupaya pelaksanaan USBN 2018 ini steril, jangan sampai terjadi kebocoran. Jangan ada yang main api, kalau ada silakan tanggung jawab," tegas Hadadi di ruang kerjanya usai rapat kerja dengan Komisi V DPRD Jabar terkait isu kebocoran soal dan kunci jawaban USBN 2018 di ruang rapat Komisi V DPRD Jabar, Senin (26/3/2018).
Hadadi menandaskan, pasca-menyebarnya isu kebocoran soal dan kunci jawaban USBN 2018 pihaknya langsung mengecek ke SMAN 2 Kota Bandung, dimana diduga terjadinya kebocoran tersebut.
"Dalam pertemuan kami dengan Komisi V pun belum jelas dari mana dan dimana terjadinya kebocoran soal dan kunci jawaban tersebut , kejadiannya hanya di media sosial. Pihak sekolah juga sedang mendalami. Meski begitu, kasus ini akan ditelusuri dan aparat hukum yang mengerti," beber Hadadi.
Ia berharap pelaksanaan USBN 2018 ini berjalan lancar dan lebih baik. Ia juga meminta para siswa-siswi fokus terhadap ujian dan tidak berharap pada kebocoran soal. Hadadi juga mengusulkan agar pembuatan soal ini dibuat oleh pihak sekolah.
"Banyak penyusun soal yang sudah biasa dipakai oleh pusat. Kapasitasnya sudah menjadi penyusun soal nasional. Yang kami khawatirkan soal itu berbau sara atau provokatif. Jadi perlu soal standar, sehingga tidak menimbulkan kekisruan," kata Hadadi.
Sebelumnya anggota Komisi V DPRD Jabar, Ikhwan Fauzi membenarkan, pihaknya menerima laporan dari berbagai elemen masyarakat dan penggiat pendidikan, bahwa pelaksanaan USBN SMA-SMK di Jabar terindikasi telah terjadi kebocoran soal dan jawaban.
Rd