Bandung, KilasMedia - Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto dinomisakin sebagai tokoh dengan kepedulian sosial pada peringatan "Tepung Tahun ka-1 Shubuh di Lapang" yang bertempat di Lapangan RW 06 Kelurahan Pasirbiru Kecamatan Cibiru Kota Bandung, Senin (1/1/18).
Nominasi didapat oleh Yossi Irianto atas partisipasinya yang rutin sebagai pimpinan Kota Bandung dalam kegiatan Subuh di Lapang tersebut.
Selain Sekda Kota Bandung ada beberapa tokoh lainnya yang juga mendapatkan nominasi diantaranya adalah Tokoh Generasi Cinta Al-Quran diraih oleh Ahmad Sarbini, Tokoh Pembangunan Silaturahmi dan Persaudaraan diraih oleh Tata Sukayat, dan Tokoh Keluarga Sakinah diraih oleh Abdul Hamid.
Dianugerahi nominasi kepedulian sosial, Yossi mengapresiasi warga RW 06, dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
"Saya ucapkan terima kasih atas nominasi yag diberikan kepada saya, semoga nominasi ini dapat memacu saya dalam memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung juga mengaku ia telah beberapa kali diundang dan menghadiri acara tersebut.
"Pertama kali diundang ke acara ini saya bingung, acara apa sebenarnya 'sulap' ini, tapi kenyataannya ternyata sangat positif" tawa Yossi.
Yossi menganggap kegiatan ini menunjukan bahwa RW 06 Kelurahan Pasirbiru merupakan contoh RW yang baik.
"Saya kira RW 06 Pasirbiru ini adalah RW juara, mampu membuat kegiatan seperti ini dengan dana swadaya masyarakat dan juga mampu bertahan rutin selama setahun ini," tutur Yossi.
Yossi juga berharap RW-RW lain yang ada di Kota Bandung dapat mencontoh kegiatan tersebut atau membuat inovasi-inovasi lainnya yang bermanfaat bagi warga masyarakat.
"Semoga kegiatan seperti ini dapat dicontoh oleh wilayah lainnya, sehingga bermanfaat," tukasnya.
Terkait kegiatan Subuh di Lapangan atau lebih dikenal dengan nama "Sulap" menurut ketua panitia kegiatan Didi Warsidi, telah berjalan lama, dan 1 Januari 2018 bertepatan dengan setahunnya kegiatan tersebut.
"Kegiatan Sulap ini dimulai awal tahun 2017 dan dilaksanakan sebulan sekali," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Didi, kegiatan 'sulap' dilaksanakan menggunakan dana yang berasal dari swadaya masyarakat.
"Kegiatan sulap ini dilaksanakan dengan menggunakan dana swadaya masyarakat, dan Alhamdulillah sampai saat ini masih bisa bertahan, semoga ke depannya pun masih bisa dilaksanakan," pungkasnya.
Red