Bandung, - Cuaca ekstrim masih akan melanda Kota Bandung hingga beberapa pekan ke depan. Hal tersebut berpotensi akan menimbulkan bencana alam lebih lanjut terhadap beberapa wilayah. Untuk itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung menggelar seminar hasil Kajian Penyusunan Roadmap Potensi Bencana dan Strategi Peningkatan Ketahanan Bencana di Kota Bandung di Auditorium Rosada Kota Bandung, Rabu (16/11/2016).
Roadmap tersebut disusun oleh Tim Pengkaji yang dipimpin oleh Mizan B.F. Bisri dan dipaparkan kepada peserta seminar yang terdiri dari perwakilan SKPD dan aparatur kewilayahan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial berharap agar setelah adanya kajian pemetaan potensi bencana, jajaran SKPD segera membuat strategi ketahanan bencana di Kota Bandung.
"Setelah membuat pemetaan mereka diharapkan bisa membuat strategi untuk ketahanan bencana di Kota Bandung," ujar Oded usai membuka seminar.
Roadmap ini terdiri dari kajian manajemen bencana di seluruh wilayah Kota Bandung, mulai dari analisis potensi bencana, analisis kondisi eksisting wilayah yang beresiko bencana, analisis ketahanan terhadap bencana fisik maupun non fisik, dan sebagainya.
Dikatakan Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Statistik Bappeda Kota Bandung Aep Indra Gunadi, seminar ini akan menghasilkan kebijakan dan strategi untuk menyusun langkah prioritas penanganan bencana dan strategi untuk membangun ketahanan bencana, baik pra bencana maupun pasca bencana.
"Sasarannya adalah agar kita mengetahui potensi bencana Kota Bandung dan bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi resiko bencana ini," terang Aep.
Ia menuturkan bahwa potensi bencana di Kota Bandung bisa muncul dari berbagai dimensi. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor, seperti pergeseran lempengan di beberapa patahan sekeliling Bandung, seperti Patahan Lembang dan Cimandiri.
"Faktor lainnya adalah bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya pembanguann yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan," tambah Aep.
Oleh karena itu, menurutnya penanganan bencana ini membutuhkan koordinasi dan sistem yang terintegrasi di berbagai sektor.