Bandung, - Kota Bandung banyak menjadi rujukan bagi kota-kota lain di Indonesia atas pesatnya pertumbuhan pembangunan. Kali ini, kunjungan datang dari jajaran Pemerintah Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan, Rabu (19/10/2016). Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Ruang Tengah Balai Kota.
Kota Banjar Baru adalah salah satu penerima hibah smart city yang sedang berkembang di usianya yang ke-17 tahun. Kota seluas 371 km2 ini dialiri Sungai Kemuning yang saat ini sedang dalam proses penataan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Wali Kota Banjar Baru, Nazmi Adhani mengaku direkomendasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melakukan studi perbandingan ke Kota Bandung.
"Waktu kami berkonsultasi ke Kementerian PU, saya disarankan untuk ke Bandung melihat bagaimana penataan sungai Cikapundung yang di Babakan Siliwangi itu," ujar Nazmi.
Ia mengatakan telah membawa jajaran dari kecamatan dan kelurahan untuk belajar tentang pengelolaan kewilayahan. Harapannya, Pemerintah Kota Banjar Baru dapat memperoleh wawasan baru.
"Kami ingin membuka wawasan para fasilitator di kelurahan dan kecamatan mengenai bagaimana pesatnya pembangunan di Kota Bandung. Kami ingin ajak beliau-beliau untuk melihat dan berlajar, siapa tahu di Bandung dapat membuka wawasan, dan mengaplikasikannya dengan peran serta dari masyarakat," terang Nazmi.
Nazmi dan jajaran juga menginginkan penjelasan tentang pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif. Menanggapi hal tersebut, Oded mengatakan, sebagai kota yang tidak memiliki lahan perkebunan, Bandung memfokuskan diri untuk berkembang di sektor jasa.
"Kita tidak punya sumber daya alam. Maka Kota Bandung ini jadi kota jasa karena banyak memanfaatkan sumber daya manusia. Itu sebabnya inovasi dan kreativitas menjadi kekuatan kami," terang Oded.
Dalam paparannya, Oded menerangkan tentang program revitalisasi BBWS Cikapundung yang menjadi tujuan utama kedatangan rombongan. Tempat yang kini menjadi destinasi wisata masyarakat itu menjadi perhatian mereka.
"Perlu waktu memang untuk mengubah perkampungan kumuh menjadi area seperti sekarang ini. Kami melakukan komunikasi selama satu tahun lebih sebelum akhirnya penduduk setempat mau dipindahkan ke apartemen rakyat," kata Oded.
Selain itu, ia juga menjabarkan tentang Program Inovasi Pemberdayaan Pembangunan Kewilayahan (PIPPK) yang menjadi unggulan Kota Bandung. Dikatakannya, PIPPK ini telah menstimulasi partisipasi dan kreativitas masyarakat dalam mengelola lingkungannya.
"Regulasi kami tidak hanya mengatur, tetapi juga mengajak kepada masyarakat untuk berkolaborasi dengan regulasi itu," ujar Oded. "Warga kami sekarang sudah mulai berani berinovasi di lingkungannya masing-masing," imbuhnya.