Bandung, - Pemerintah Kota Bandung sedang memperbaiki 19 ruas gorong-gorong. Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil mengatakan hal tersebut merupakan bukti upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung dalam mengurangi banjir.
"Tahun ini Pemkot Bandung itu memperbaiki gorong-gorong itu jumlahnya ada 19 ruas jalan. Itu menunjukkan bahwa kami setiap tahun mencicil karena keterbatasan APBD," jelas pria yang akrab disapa Emil itu saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Selasa (25/10/2016).
Perbaikan dilakukan salah satunya dengan memperlebar luas gorong-gorong. Pada proyek yang saat ini dilakukan, luas gorong-gorong mencapai 2m x 2m.
"Kalau ada orang yang bilang gorong-gorongnya kecil mungkin yang dia lihat itu ducting kabel. Jadi di dalam bawah trotoar itu ada dua kotak. Satu kotak saluran air, ada kotak ducting kabel ukurannya lebih kecil, 50 x 50 cm," tambah wali kota.
Selain itu, teknologi anti banjir lainnya yang tengah diupayakan Emil adalah pembangunan tol air. Saat ini, tol air pertama telah beroperasi di Kecamatan Gedebage sehingga dalam beberapa hari ini tidak terjadi banjir di kawasan tersebut meski hujan turun deras. Tol air tersebut diklaim Emil telah efektif mengurangi banjir.
Tol air yang dibangun Emil membuat air yang menggenang tersedot masuk ke pipa khusus yang langsung berujung di sungai terdekat tanpa ada gangguan berupa sampah atau endapan tanah. Sungai yang menjadi pembuangan akhir ini dipilih yang paling tidak berpotensi meluap.
"Karena teknologi tol air ini baru dua bulan diterapkan di Gedebage, insya Allah secepatnya perintah saya kepada DBMP untuk menerapkan juga di Pagarsih yang memang selama ini heboh itu. Juga di Jalan dr. Djunjunan di Pasteur," ucap Emil.
Emil menuturkan, permasalahan banjir ini multi dimensi. Oleh karena itu, perlu penanganan yang multidimensional pula. Upaya lain yang dilakukannya adalah pembuatan regulasi pelarangan Styrofoam dan regulasi bangunan hijau.
"Kenapa juga tanggal 1 Januari 2017 kita mulai peraturan yang namanya bangunan hijau. Itu nggak akan saya kasih IMB kepada bangunan yang tidak bangunan hijau. Kita melarang Styrofoam yg terbukti sampai hari ini yang paling banyak bikin mampet. Pemkot Bandung juga sudah membatasi ijin-ijin pembangunan di Bandung Utara. Bukan melarang ya, tapi spirit saya membatasi," paparnya. "Upaya-upaya memperbaiki lingkungan itu sudah multidimensi," imbuh Emil.
Terkait banjir yang terjadi di ruas Jalan Pasteur, Emil mengatakan hal tersebut di luar perkiraannya. Namun selaku Wali Kota Bandung ia tetap bertanggung jawab dan meminta maaf.
"Musibah ini kita sesali, tapi terus kita akan berupaya. Pemkot Bandung sudah meminta maaf terkait banjir yang terjadi," ucapnya.
Saat ini, Emil mengaku belum terlalu paham penyebab pasti dari banjir tersebut sebab selama ini wilayah tersebut tidak pernah banjir separah itu. Padahal, ia telah memperbesar saluran air di kawasan Pagarsih dua kali lipat dibandingkan wilayah lainnya.
"Pagarsih itu dua kali lipat, tapi memang nggak cukup. Jadi saya bingung juga apakah aliran air dari utaranya betul-betul melebihi kapasitas. Karena secara hitungan dari kita sudah diperbaiki," jelasnya. Ia menambahkan bahwa setiap dua minggu timnya secara rutin membersihkan sampah-sampah yang tersangkut di gorong-gorong.
Emil pun sangat mengapresiasi kinerja jajarannya, terutama kepada Unit Reaksi Cepat (URC) dari Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung, karena mampu menanggulangi banjir sebesar itu hanya dalam waktu 2 jam saja.