Bandung, - Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil meresmikan Gerakan Literasi Sekolah Tingkat Kota Bandung, Di Jalan Ir Soekarno, Kamis (18/8/2016).
Ridwan menjelaskan, sekarang Indonesia menempati ranking masih kurang, hasil survei oleh indeks literasi,
"Oleh karena itu di Bandung melakukan 2 hal yang fundamental, kita punya Perda Literasi dan Perpustakaan, sehingga dimana-mana harus ada ruang membaca," jelasnya.
Ridwan menambahkan, contoh ruang membaca seperti gerobak dorong buku, mobil perpustakaan, satu taman satu perpustakaan dan satu kelurahan satu perpustakaan,
"Jadi dengan objek yang sudah disediakan di beberapa tempat tersebut, kita wajibkan membaca 15 menit kepada seluruh anak-anak sekolah. Sehingga sebelum memulai pelajaran, mereka harus membaca buku-buku yang bukan pelajaran. Bacaanya seperti Fantasi komik, buku cerita dll. Tujuannya agar meningkatkan daya literasi mereka," jelasnya.
Ridwan berharap, dengan semangat dari Bandung bisa membawa semangat juga ke Indonesia,
"Tidak lain tidak bukan supaya indeks literasinya membaik, menghasilkan anak sekolah di negeri ini lebih pintar,"ujarnya.
Ridwan menambahkan, mengenai budaya membaca tidak jauh juga dengan menulis,
"Jika menulis itu sudah dilakukan dalam level formal, seperti dalam kelas, ujian dll. Bisa kita sandingkan, tapi dari dua skill itu membaca lebih penting karena sifatnya pasif,"jelasnya.
Ditambahkan Ridwan, Target untuk membaca yaitu satu kelurahan harus mempunyai satu perpustakaan,
"Insya Allah dengan disediakannya tempat untuk membaca. Masyarakat kota Bandung bisa lebih menghargai waktu, betapa pentingnya membaca,"pungkas Ridwan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Elih Sudiapermana menjelaskan, mengenai literasi ini harus dilakukan segera mungkin,
"Karena jika budaya literasinya bagus, mudah-mudahan Kota Bandung dalam hal membaca menjadi meningkat,"ujarnya.
Ditambahkan Elih, dengan budaya membaca , cara kita belajar bisa mudah. "Literasi jawabannya, yang merupakan salah satu fokus kita dari sekarang untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Bandung,"jelasnya.
Elih menambahkan, dengan di gagasan mengenai sekolah digital, dinas pendidikan terus mengupayakan yang terbaik,
"Kita terus berusaha memberikan yang terbaik bagi siswa siswi di sekolah maupun di luar untuk digitalisasi,"ujarnya.
Ditambahkan Elih, mengenai inklusi, pendidikan di Kota Bandung semakin berkembang dengan adanya inklusi ramah terhadap anak-anak yang mempunyai kelainan khusus,
"Jadi Dinas Pendidikan terus memberikan ruang untuk anak-anak yang ingin belajar,"jelasnya.
Selain itu, kita juga sudah menegaskan tentang Bandung Masagi, tujuannya untuk pembangunan karakter.
"Nah semua yang tergabung itu, sekarang kita fokuskan ke literasi. sebagai alat dasar belajar. Insya Allah hasilnya akan lebih baik dan pasti berkembang," jelasnya.
Elih berharap, dalam literasi ini harus bisa menyeimbangkan, baik ke digital sebhai sumber informasi ataupun literasi membaca,
"Tentunya kita harus pintar juga memilih dan memilah informasi. Karena digital maupun membaca buku itu semuanya penting dalam hal pendidikan,"pungkas Elih.