Bandung, KilMed - Bank Bjb harus sudah memulai menunjukan keberpihakannya pada para perintis usaha baru atau startup bisnis.
Hal demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan kepada wartawan di Bandung, Senin (09/05/16).
Aher mengatakan selama ini keluhan anak-anak muda yang merintis bisnis (startup) dan ingin mendapatkan kredit dari perbankan adalah persoalan proposal. "Mereka memiliki gambaran bisnisnya namun kerap bermasalah di proposal," katanya.
Banyaknya sarjana baru yang hendak memulai bisnis ini juga menghadapi ketidakpastian informasi saat proposalnya masuk ke perbankan. Karena kadangkala bank tidak memberikan informasi lebih kenapa proposal ditolak dan kredit tidak bisa dikucurkan.
"Agar bank tidak menolak proposal mereka, karena itu saya dorong Bjb buat tim khusus untuk mengkaji proposal pinjaman dari UKM ini," tukas Aher.
Menurutnya banyak pelaku usaha baru tidak tahu harus berbuat apa lagi ketika proposal ditolak. Tim bjb ini nantinya akan mengkaji proposal startup mana yang memiliki peluang bisnis ke depan untuk dibiayai. "Kalau bisa dikursuskan, dibimbing lebih lama lagi agar mereka punya dan memenuhi syarat perbankan," katanya.
Jika Bjb mempelopori ini, Aher yakin banyak anak muda dengan potensi bisnis yang bisa mendapat pembiayaan perbankan. Karena itu keberadaan tim yang dibentuk bjb juga pada akhirnya menjadi talent scout bagi para wirausahawan baru. "Banyak banget anak muda yang membutuhkan ini, tapi mereka bingung mau nambah kemana? Bjb bisa memfasilitasi ini," katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri terus berupaya mencetak pengusaha baru demi mengokohkan geliat ekonomi di Jawa Barat. Dari target 100.000 wirausahawan , Pemprov mengklaim telah berhasil mencetak sebanyak 60.000 ribu wirausahawan baru melalui program tersebut.
"Setiap tahun kita targetkan ada 20 ribu wirausahwan baru. Sehingga dalam lima tahun ada 100 ribu wirausawahan baru di Jawa Barat. Sekarang ini sudah ada 60 ribu pelaku wirausahwan baru yang berhasil kita cetak," ucapnya.
Aher menambahkan, pembentukan wirausaha baru bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu menjadi penggerak ekonomi, demi kemajuan Jawa Barat.
Selain itu menurut Aher, dalam makro ekonomi disebutkan bahwa dalam sebuah populasi penduduk, minimal 4 persennya harus pengusaha karena inilah yang akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang lain. Ia mencontohkan di negara Tiongkok 14 persen warganya adalah pengusaha, namun Indonesia saat ini penduduk yang berwirausaha hanya 1,65 persen.
"Ini masih sangat kurang, karena itu saya meminta kepada warga Jawa Barat, kepada mahasiswa, kepada para pemuda untuk siap-siap menjadi pengusaha yang tangguh di negara ini," pungkasnya.